Bagaimana aku tidak mencintai KAMMI ?

Bagaimana aku tidak mencintai KAMMI ?

            Aku adalah anak desa, bisa dibilang desaku adalah pelosok Kabupaten Tegal, bagaimana tidak kawan ? Perlu perjalanan 1 jam untuk sampai ke desaku jika dari kota Tegal. Jangan bayangkan desaku itu penuh pepohonan. Pasca lulus dari SMA, kuberanikan diri untuk melanjutkan di sebuah universitas termegah di Jawa Tengah, UNDIP. Seorang anak desa, yang tak tahu kemana akan dibawa oleh Takdir Allah yang maha kuasa.
            Awal aku berjumpa dengan organisasi ini, saat Dauroh Marhalah 1, awal mendengar kata Dauroh, aku sebagai lulusan SMA yang belum mengenyam adanya Rohis disana jadi berpikiran untuk mengikutinya, biarpun agak ‘nakal’ tapi nyoba insyaf-lah, jadi anak rohis, hehe…
              Dauroh Marhalah, detik-detik awal masuk kedalam ruangan, hal pertama yang kulihat adalah lambang KAMMI, sebuah gerakan yang aku sendiri sudah baca sejarahnya saat SMP, gerakan mahasiswa yang terlahir tahun 1998, Kenapa harus KAMMI ? bukan acara Rohis ? jangan-jangan aku mau diajarin jadi demonstran [karena KAMMI, mengandung makna Aksi dalam artinya], ?
            Bimbang, Ragu.
            Bagaimana aku tidak mencintai KAMMI ?
         Mijen, Aku masih ingat pertama kali aku berjumpa dengannya, tanggal 20 November 2009, ‘Syahadatain’ sebuah perkenalan awal, aku denganya, KAMMI. Sebuah organisasi yang kupandang ‘anarkis’ ternyata mengajariku hakikat iman. Merenungi diri, bahwa iman ini masih belum mantap bertengger didalam jiwa, KAMMI organisasi yang mengajariku keindahan Takwa.
            Bagaimana aku tidak mencintai KAMMI ?
          Hari kedua, 21 November 2009, manjadi keseharian Dauroh, setiap pagi pasti para ikhwan (red. Saudara laki-laki se-iman) meningkatkan daya tahan fisiknya dengan olah raga, duel futsalan menjadi penentuan kemampuan kami, para mahasiswa baru 2009.
            Masih terngiang, insiden berdarah itu, jempol kakiku patah,..! nyaris putus..!!
       Disana aku secara langsung melihat, putihnya tulangku, dan merahnya darahku, bak lagu kebanggan , Indonesia/Merah Darahku/Putih Tulangku. Aku berusaha tenang, berpikir normal atas musibah yang Allah kehendaki datang menyapa jiwa.
       Saat itulah, akh Andi Pratama dengan gagah perkasa, tanpa jijik, menempelkan jempolku kembali ketempatnya, karena kejadian inilah, aku sering mendapat julukan ‘jempol flashdisk’. Kawan-kawan berusaha menggotongku kedalam ruang panitia, terbesit rasa bersalah membuat mereka kerepotan mengurusi diriku. Khayalan bersalah mulai melayang, kenapa mereka mau membantuku, padahal aku tidak mengenal mereka Satupun..! ???
            KAMMI, akhlaqmu permata bagiku, membuatku merasakan cinta dari para manusia antah berantah, tak kukenal, tapi merekalah penyelamat, bak pahlawan turun dari surga[bukan Cuma bidadari donag yang turun dari surga.. pahlawan juga dong, mereka kan penguhuni surga, amin… hehe…].
            Bagaimana aku tidak mencintai KAMMI ?
            Rumah Sakit, saat menunggu giliran untuk masuk ruang UGD, aku sempat berbicara dengan ketua komisariat teknik tahun 2009, Akh Heri Heriawan.
          “Mas, kenapa mas bisa ikut KAMMI ? sampai aktif seperti ini.”
         “Akhi, nanti antum ketika di KAMMI, antum akan mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkan diorganisasi manapun, Ukhuwah.” Ujar akh heri.
       Padahal saat aku mendengar jawabannya, aku ga mudeng, apa itu ‘akhi’ apa itu ‘ukhuwah’, hehe…. Ane piker itu benda apaan,,,
          “Ukhuwah mas ?”         
          “iya, Persaudaraan yang tidak pernah antum dapat di Organisasi lain”
       Pasca aku dioperasi, dengan deg-degan  aku dekati kasir untuk membayar biaya perobatan, kondisi keuanganku memang ‘melarat’ bagaimana tidak kawan, sebagai seorang maba di akhir bulan, uang tak lebih dari 50 ribu.
           “Mba, berapa total biayanya ?” sambil menelan ludah,
       "Oh.. Sudah dibayar mas, sama masnya yang itu”, sambil menunjuk salah satu orang yang mengantarkanku, mas Aria.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan
.”

Memang benar adanya, diriku seudah membuktikan perkataan kakom 2009 ini. Bahwa , ukhuwah ini merupakan ciri khas KAMMI, bagaimana tidak kawan ? kedekatan dengan Allah, menjadikan kami (red.kader KAMMI) merasakan nikmatnya persaudaraan karena aqidah.
            
             Lalu, bagaimana aku tidak mencintai KAMMI ?
Share on Google Plus

About Unknown

Agus S. Hermawan menempuh pendidikan Sistem Komputer di Universitas Diponegoro. Saat ini beliau bekerja di Divisi Human Resources Kantor Pusat AirNav Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar