Amanah Dakwah atau Nikmatnya Kekuasaan ?

Adakah kau lupa kita pernah berjaya…
Adakah kau lupa kita pernah berkuasa….
Keimanan juga ketakwaan…
Rahasia mereka capai kejayaan….

Pasti heran bahkan pro dan kontra mendengar judul diatas. Tapi itu kenyataan kawan, pengalaman yang selama ini saya rasakan dalam kiprah kampus. Eits… jangan salah sangka dulu.. simak baik-baik…
-------
Sejarah telah mencatat kita, (red. aktivis dakwah kampus) pernah menguasai hampir seluruh fakultas di Universitas Diponegoro, kecuali FISIP dan FE yang sekarang menjelma menjadi FEB. Dalam setiap waktu saudara kita mencoba membangun UNDIP, khususnya tata kelembagaan. Bukan untuk apa-apa atau siapa, tapi untuk membuktikan pada mereka bahwa nilai-nilai Robbani itu bersifat universal, bukan membuat makin mundur tapi membuat makin berkembang. Dengan integritas, moralitas, akhlaq, dan etos kerja kader dakwah berhasil membangun UNDIP. Tercatat pada range tahun 2000-2006 Undip mendapatkan peringkat ke-4 universitas terbaik se-Indonesia. Bahkan bukan hanya itu yang kita buktikan, gerakan cinta undip dan menciptakan unsur kondusif untuk penelitian, tercatat meningkatnya hasil penelitian mahasiswa pada tahun 2011 dan 2012 menjadi bukti bahwa kerja-kerja kita benar-benar berguna untuk memperbaiki UNDIP.

Semakin harum buah dipohon, maka semakin banyak serangga yang mendekat. Itulah sedikit pepatah yang menggambarkan kondisi kita. Dimulai dari sedikitnya jumlah kita, kemudian kemenangan demi kemenangan kita raih dengan kehendak Allah atas pergilirankannya kemenangan diantara manusia. Maka lihat lah hasil kerja kita, banyaknya tools-tools dakwah yang kita punya membuat semakin meningkatnya jumlah kader kita. Pembinaan menjadi agenda utama, supaya bisa membentuk generasi shalafusholih berikutnya.  Kita generasi kesekian dari kesuksesan dakwah hanya merasakan manisnya kemenangan, tanpa mengetahui beratnya perjuangan, sehingga essensi kemenangan tidak dipahami oleh seluruh kader. Masih banyaknya kader yang merasa “ini jatahmu, ini amanahku.” Membuat hanya kader sospol-lah yang hampir mem-back up semua agenda-agenda kemenangan dakwah dikampus. Kader yang lain menghilang kemana ? jangan-jangan hanya ada nama, tanpa wujud.

Saking banyaknya tools-tools dakwah, membuat sebagian kader dakwah banyak yang menginginkan dan memperebutkannya. Bahkan, hanya karena masalah tools, seseorang yang dibesarkan oleh dakwah kampus berani meng-counter attack Dakwah itu sendiri, Na’udzubillah. Fenomana ini yang seiring kita sebut, BASAH (Barisan Sakit Hati).

Adakah yang salah dengan pembinaan kita ? atau saking baiknya dakwah itu sendiri, kita sangat berkhusnudzon pada seseorang tanpa memikirkan tujuan gelap dalam hatinya ?

Fenomena inilah yang sudah Rasulullah tegaskan dalam hadistnya “Sesungguhnya di antara perkara yang aku khawatirkan atas kalian setelahku adalah dibukakan kepadamu kesenangan dunia dan perhiasannya.” (HR Bukhari dan Muslim). Dan itu terbukti, hanya karena tools orientasi kader berubah kepada kekuasaan dan melupakan tujuan dakwah. Alhasil kader tersebut memusuhi dakwah demi mendapatkan kekuasaan dan ketenaran sesaat.

Jika mereka memenangkan pertarungan, maka dia bersusah payah menghalangi dakwah berkembang. Padahal kita tengok sejarah, para pembesar undip berasal dari masjid kampus. Tertutupnya jalan inilah yang membuat transfer mimpi dan cita-cita tidak tersampaikan kegenerasi berikutnya. Hasilnya apa ? kembali lagi ke 0, untuk memahami UNDIP atau tereliminasinya satu generasi digantikan dengan generasi berikutnya.

Jika dia kalah, kader dakwah begitu memikirkan hati si-BASAH ini, dengan harapan dapat kembali lagi kebarisan. Alhasil perjuangan kemenangan dakwah kampus pun setengah-setengah. Antara memenangkan dakwah atau memikirkan hati satu orang. Logika malaikat bukan ? apakah itu imbang antara kepentingan masa depan dengan keberpihakan seseorang ?

Kawan, mendekati PEMIRA 2013. Banyak sekali ujian yang dihadapi, tapi nyakinlah kekuatan kita itu adalah keimanan dan ketaqwaan dengannya kita bisa mendapatkan tim yang solid penuh ketulusan, pendanaan yang lancar dengan keikhlasan, bahkan do’a dari malaikat-malaikat yang Allah turunkan untuk mendo’akan para pejuang diJalan-Nya.


Bangunlah wahai anak bangsa dengan kekuatan jiwa kita yang sesungguhnya untuk menempuh rintangan dan perjuangan…!
Share on Google Plus

About Unknown

Agus S. Hermawan menempuh pendidikan Sistem Komputer di Universitas Diponegoro. Saat ini beliau bekerja di Divisi Human Resources Kantor Pusat AirNav Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar