Perempuan

Perempuan, Muslimah, Islam, Memandang Wanita, Yahudi, Inspiratif
Perempuan Musmilah
Kakekku selalu mengutarakan pepatah lama: kambing betina yang tidak mendapatkan dari si pejantan, ia akan menyambut yang lain. Artinya, siapa tak lagi mendapatkan sesuatu yang meredakan gemuruh nafsu dari sang suami, terkadang pikirannya terketuk untuk menyambut lelaki lain, terutama yang berkata-kata manis.

Mereka tidak bermaksud menyamakan laki-laki dan perempuan dengan kambing. Ma'adzallah! Perempuan itu mitra laki-laki.

Kalau Allah memberikan kekuatan fisik pada laki-laki, Dia menganugerahkan kelembutan kasih pada Perempuan. Betapa banyak penguasa dan laki-laki pemberani yang bertekuk lutut pada kekuatan cinta perempuan.

Nah, di antara seni bergaul dengan perempuan, engkau harus tahu kunci menggelitik cintanya. Dengan begitu, engkau akan menundukkan dia dengan senjatanya sendiri.

Nabi Muhammad Saw. berwasiat agar emgkau berbuat baik pada perempuan, juga menghormati cintanya agar engkau hidup bahagia bersamanya. Selain itu, beliau berpesan agar seorang ayah berbuat baik kepada anak-anak perempuannya. Rasulullah Saw. bersabda sambil menggenggam jemarinya, "Barang Siapa mengasuh dua anak perempuan sampai balig, pada hari kiamat aku akan datang bersamanya."

Selain itu, Rasulullah saw. menitipkan kaum perempuan sebagai ibu pada anak-anaknya. Ketika seseorang bertanya, "Siapakah orang yang paling berhak untuk aku pergauli (red. berbakti) dengan baik", beliau menjawab, "Ibumu..., lalu ibumu ..., lantas ibumu, ... kemudian ayahmu."

Bahkan, Rasulullah juga menitipkan kaum perempuan pada suami-suami mereka. Beliau sangat mencela laki-laki yang memarahi dan berlaku buruk terhadap istrinya. Coba perhatikan : Ketika pada haji wada' Rasulullah saw. berdiri di antara seratus ribu jama'ah, yang berkulit hitam atau putih, besar atau kecil, dan kaya atau miskin, lalu dengan suara lantang beliau tandaskan pada semua, "Berlaku baiklah kalian pada perempuan. Berlaku baiklah kalian pada perempuan ..."

Suatu hari banyak perempuan berhimpun mengelilingi para istri Nabi. Mereka mengeluhkan suami masing-masing. Mengetahui hal itu, Rasulullah saw. bangun dan bersabda, "Telah berhimpun banyak perempuan di keluarga Nabi. Mereka mengeluhkan suami mereka. jika begitu, mereka bukanlah yang terbaik di antara kalian."

Lebih lanjut beliau bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi keluarganya. Dan akulah orang yang terbaik bagi keluargaku."

Memang, agama begitu menghormati perempuan. Perang dikorbankan, dan bahkan kepala harus melayang untuk melindungi kehormatan perempuan.

Dulu, orang-orang Yahudi hidup berdampingan dengan muslim di Madinah. Mereka tidak suka pada turunnya perintah berhijab bagi perempuan. Karena itu, mereka berusaha merusak barisan muslimah, tetapi tidak bisa.

Suatu hati seorang muslimah pergi ke pasar kaum Yahudi Bani Qainuqa'. Dia menjaga dirinya dengan berhijab. Sesampainya di Pasar, ia mendatangi tukang emas Yahudi. Si Yahudi tidak suka melihat perempuan itu berhijab dan menutup diri. Sebab, mereka ingin bersenang-senang memandangi wajahnya, meraba-raba atau memperbainkannya, seperti yang biasa mereka lakukan pada masa jahiliah sebelum Islam mmosisikan kaum perempuan begitu terhormat.

Mereka ingin perempuan itu membuka tudung wajahnya. Mereka menggodanya agar mau melepaskan hijab yang dikenakan. Tetapi, Perempuan itu tidak mau. Setelah berbagai usaha gagal mempengaruhi perempuan itu, si tukang emas pergi meninggalkannya, sementara perempuan itu tetap memilih duduk di situ. Ternyata, diam-diam si tukang emas mengikatkan ujung bawah pakaian perempuan itu pada ujung kerudung yang menjuntai sebahunya. Nah, ketika perempuan itu berdiri, pakaian bagian belakang ikut terangkat. Anggota tubuhnya pu kelihata. Orang-orang Yahudi sepasar menertawakannya. perempuan yang menjaga dirinya itu berteriak. Ia memilih dibunuh oleh mereka daripa dibuka auratnya seperti itu.

Ketika seorang muslim menyaksikan kejadian itu, ia langsung menghunus pedang. Tanpa basa-basi ia langsung mendatangi si tukang emas dan menebas batang lehernya. Orang-orang Yahudi di sekitarnya marah, kemudian mereka membunuhnya.

Nah, ketika Rasulullah saw, mengetahui gal itu, bahwa Yahudi telah melanggar janji dan menodai perempuan muslim, beliau mengepung mereka sampai menyerah.

Ketika Nabi hendak membuat perhitungan dengan Yahudi atas nama kehormatan seorang muslimah, berdirilah salah satu prajurit setan yang tidak mementingkan kehormatan wanita, tetapi sekadar ingin bersenang-senang pada perut dan kemaluannya.

Pimpinan kaum munafik, Abdullah ibn Ubah ibn Salul, berdiri dan berkata, "Wahai Muhammas, berbuat baiklah kepada para pemimpin Yahudi." Mereka memang banyak membantu Nabi pada zaman jahiliah. Tetapi, Rasulullah saw. tidak mau. Bagaimana mungkin beliau akan meminta maaf pada kaum yang ingin menyebar virus kekejian pada orang-orang beriman?!

Orang munafik itu berdiri lagi dan berkata, "Wahai Muhammad, berbuat baiklah pada mereka." Nabi tetap menolak karena ingin melindungi kehormatan perempuan muslim. Akhirnya, orang munafik itu naik pitam. Ia lantas memasukkan tangannya ke kantong baju besi Nabi Muhammad saw., kemudian menarik beliau sembari berseru, "Berbuat baiklah kepada para pemimpin. Berbuat baiklah kepada para pemimpin." Nabi pun marah. Ia menoleh ke arah orang itu dan berkata lantang, "Lepaskan aku!"

Orang munafik itu tidak mau mengindahkan permintaan Nabi. Ia terus membujuk Rasulullah saw. agar mengurungkan niatnya untuk membunuh mereka.

Akhirnya, Nabi memandangi orang itu dan bersabda, "Mereka semua milikmu." Rasulullah saw. memang mengurungkan niatnya untuk membunuh orang-orang Yahudi itu, tetapi beliau mengusir mereka keluar dari Madinah.

Aku telah mempratikkan sendiri bagaimana berinteraksi dengan ramah dan lemah lembut, juga seni menata emosi bersama keluarga, termasuk juga ibu dan saudara perempuanku. Kutemukan pengaruh yang luar biasa, tidak pernah terlukiskan selain yang merasakannya. Perempuan itu tidak akan dihormati kecuali oleh laki-laki terhormat. Juga tidak akan dinistakan kecuali oleh laki-laki yang nista. @im_subhan

Sebuah Fenomena
Perempuan mungkin masih bisa bersabar menghadapi kemiskinan, buruk rupa, dan kesibukan suaminya.
Tetapi, sedikit yang mampu bersabar menghadapi perilaku buruk terhadapnya.

Disadur dari "Nikmati Hidupmu" Karya Dr. Muhammad al-Arifi.
Share on Google Plus

About Agus S. Hermawan

Agus S. Hermawan menempuh pendidikan Sistem Komputer di Universitas Diponegoro. Saat ini beliau bekerja di Divisi Human Resources Kantor Pusat AirNav Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar