Sejarah Itu Bercerita

Hiruk piruk suasana pemira baru saja berakhir beberapa jam yang lalu beberapa hasil pesta demokrasi kampus pun mulai diumumkan, betapa mencengangkan saat diketahuai BEM FT Lepas...! dari genggaman.

Aku tidak tahu bagaimana kinerja dari timses, tapi yang jelas dijurusanku tak pernah terlihat pamflet dari pasangan No.2 Affandi - Fahmi. Padahal dalam setiap sejarah pemira, tidak ada namanya tempat basis lawan yang tidak dipasang amunisi pemira, layaknya poster,dll.

Aku teringat ungkapan mas tw saat dulu kami masih anak kecil dikampus, 
"Akhi, Kakak-kakak kita ketika merebut kekuasaan BEM FT SANGAT BERAT..! Bukan cuma pengorbanan waktu, tapi juga fisik...!"

Mas TW juga menambahkan,"Dulu, diawal perjuangan. Hanya demi menjaga supaya spanduk dan pamflet ada, kita harus mengorbankan darah..! Ini bukan cuma masalah pamflet tapi Izzah Islam yang kami jaga."

Awalnya aku tidak menyadari arti kata ini, setelah merasakan sendiri bagaimana menjadi salah satu Tim Sukses aku baru menyadari, bahwa dari hal kecil saja kita anggap remeh, maka saat itu juga musuh akan menganggap kita telalu loyo, dan mudah diperdaya.

Apa kawan-kawan lupa, dalam sejarah tercatat kejadian yang menakjubkan tentang menjaga Izzah Islam mulai dari hal yang sepele (terkecil). Saat pasukan Islam menyebrangi sebuah sungai, lalu salah seorang pasukan menjatuhkan sebuah wadah air. Apakah mereka biarkan saja wadah air itu karena masih banyak wadah air yang lain ? TIDAK. Seluruh pasukan diberhentikan oleh panglimanya, dan diperintahkan untuk menyusuri sungai guna menemukan satu wadah air itu. Sejarah mencatat dengan menjaga hal yang sederhana, musuh pun takut kepada pasukan kaum muslimin sebelum bertanding. Ini modal kemenangan besar buat pasukan Islam..!

Ikhwah, Apakah karena antum sudah terbiasa menikmati kemenangan sehingga antum menganggap bahwa kemenangan hanyalan euforia belaka ?

Antum lupa dalam shiroh juga mencatat, dakwah butuh perjuangan hanya untuk memimpin sebuah wilayah yang dengannya kita bisa membumikan ayat-ayat Allah tanpa ada yang menentang ? Perang Badar, Perang Khandaq, Perang Yarmuk yang menjadi titik awal penaklukan kota syam dari tangan tentara Romawi, perang ini diakui oleh sejarawan barat sebagai perang yang paling gemilang dalam sejarah. Banyangkan saja, pasukan yang jauh lebih kecil jumlahnya mampu membabat habis pasukan lawan yang jumlahnya jauh lebih besar melalui taktik dan strategi perang yang brilian. 

Ikhwah, Semua butuh pengorbanan, semua butuh perjuangan. bukan ini hakku, ini perjuanganmu. Semua elemen harus bergerak. Jika ada kecurangan maka perjuangkanlah walaupun itu kecil. Karena Izzah Islam harus diperjuangkan.

Sahabatku, Sejarah itu bercerita tentang heroiknya perjuangan kalian.
Share on Google Plus

About Unknown

Agus S. Hermawan menempuh pendidikan Sistem Komputer di Universitas Diponegoro. Saat ini beliau bekerja di Divisi Human Resources Kantor Pusat AirNav Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar