Ekonomi Pengetahuan dan Peran Human Capital

Ekonomi, Pengetahuan, ekonomi pengetahuan, human capital
Ekonomi Pengetahuan (sumber Google Image)

Konsep human capital lahir ketika era ekonomi beralih dari industrial ke pengetahuan. Pelaksanaan misi untuk mencapai visinya, perusahaan memperoleh pendapatan melalui penciptaan nilai bagi pelanggan. Nilai (value) adalah ukuran manfaat yang diperoleh dari produk/jasa. Semakin besar nilai yang diciptakan bagi pelanggan maka pendapatan yang diperoleh bagi organisasi semakin besar.

Pada era ekonomi industrial, penciptaan nilai dilakukan dengan mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. Proses perubahannya menggunakan asset berwujud (tangible asset). Asset berwujud antara lain lahan, bangunan, dan mesin.

Dengan menggunakan asset berwujud ini, perusahaan membuat produknya dan memperoleh pendapatannya. Akibatnya, pada era ekonomi industri, nilai perusahaan setara dengan jumlah asset berwujudnya ditambah total nilai lahan, mesin, dan bangunannya.

Pada era ekonomi pengetahuan terjadi penciptaan pertambahan nilai produk/jasa. Perusahaan meningkatkan nilai tambah produk/layanan yang customer value proposition. Konsumen membeli produk/jasa berdasarkan nilai tambah bagi mereka. Nilai tambah tersebut antara lain image, hubungan sosial, pelayanan, kualitas, waktu, fungsi, dan harga.

Nilai material bahan baku suatu produk missal handphone mungkin hanya senilai ratusan ribu, tetapi bagi pelanggan nilainya dapat berkali lipat karena mereka ingin meningkatkan citra, memperoleh keyakinan terhadap kualitas, dan manfaat yang lebih besar. Akibatnya, konsumen yang berorientasi terhadap nilai gengsi suatu produk lebih memilih membeli iPhone yang jauh lebih mahal dibandingkan merek lain yang tidak populer.

Customer value proposition diciptakan oleh perusahaan menggunakan aset-aset tidak berwujud. Aset-aset tidak berwujud perusahaan antara lain inovasi, teknologi, budaya, kompetensi, dan hubungan pelanggan.

Pada era pengetahuan, nilai suatu perusahaan didasarkan pada nilainya di pasar bukan total aset berwujudnya. Nilai pasar suatu perusahaan setara dengan net present value seluruh pendapatan perusahaan di masa mendatang dengan mempertimbangkan pertumbuhan bisnis.

Oleh sebab itu, semakin tinggi pendapatan suatu perusahaan walaupun nilai asetnya berwujud kecil, dapat melampaui nilai perusahaan dengan nilai asset raksasa. Nilai pasar ini menyebabkan perusahaan yang listing di bursa efek dihargai jauh lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya. Nilai tambahan inilah yang setara dengan nilai asset tidak berwujud.
Human, Capital, Human Capital
Sumber Google Image

Pada era ekonomi ini, nilai aset tidak berwujud lebih besar dibandingkan nilai aset berwujud. Pertanyaannya bagaimanakah menciptakan aset tidak berwujud ini ? Aset berwujud diperoleh dengan modal finansial. Namun, Aset tidak berwujud diciptakan dengan human capital sehingga nilai yang diciptakan dengan human capital lebih tinggi dibandingkan modal uang semata. Human capital digunakan untuk menciptakan aset tidak berwujud  melalui pelayanan, prosedur, teknologi, budaya, dan lain-lain untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan/organiasasi.


Sumber : Revolusi Human Capital.2017.PPM Manajemen
Share on Google Plus

About Agus S. Hermawan

Agus S. Hermawan menempuh pendidikan Sistem Komputer di Universitas Diponegoro. Saat ini beliau bekerja di Divisi Human Resources Kantor Pusat AirNav Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar